SEJARAH SMA KRISTEN BPK PENABUR CIREBON

SEJARAH SMA KRISTEN BPK PENABUR CIREBON

SEJARAH SMA KRISTEN BPK PENABUR CIREBON

Sejarah BPK Penabur Cirebon

(SMA KRISTEN PENABUR CIREBON)

 

Cikal bakal sekolah-sekolah Kristen dimulai sekitar bulan Oktober/November 1927 dengan dibukanya Hoolansch Chinesche Zendings School (HCZS) oleh Central Commissie yang diketuai olehL.Bergsma dan berkedudukan di Bandung. HCZS tersebut berlokasi di villa Narmada (sekarang gedung Olahraga Biliar ‘Spot’ Jl. Pulasaren, Cirebon), dengan Kepala Sekolah Davidsche. HCZS kemudian menempati gedung baru yang selesai dibangun tahun 1930 dan langsung dipergunakan terletak di Jln. Pamitran Cirebon (sekarang SD Kristen BPK Penabur). Yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah adalah J.V.D.Bol, Van der Waardenberg, Van der Muelen, Van Popta, dan Van Waardenberg. Semuanya berkebangsaan Belanda. Warga Indonesia pertama yang menjadi guru di sekolah ini adalah Liem Boen Liong pada tahun 1929.Dengan masuknya penjajahan Jepang ke Indonesia maka sekolah yang berprestasi baik itu ditutup dan setelah peralihan kekuasaan dari Jepang ke Indonesia, sekolah itu masih terbengkalai. Pada tahun 1948, atas usaha Khouw Giok Soey (Dicky), sekolah tersebut dibuka kembali dengan nama Sekolah Rakyat Kristen (SRK) dan lokasinya masih di tempat yang sama. Kemudian Khouw Giok Soey (Dicky) menjadi orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Kepala Sekolah sampai akhir tahun ajaran 1947/1948. Pada bulan Agustus 1948, Liem Boen Liong menjadi Kepala Sekolah dan sejak itu Bahasa Indonesia mulai resmi digunakan sebagai Bahasa Pengantar.

Pada mulanya siswa-siswa SRK sulit melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi,tetapi setelah lahir Peraturan Ujian Negara pada tahun 1950 dan para siswa SRK diperbolehkan mengikuti Ujian Negara hasilnya hampir selalu 95% siswa SRK lulus sehingga para siswa tidak lagi mengalami kesulitan untuk melanjutkan sekolah ke SMP Negeri.

Atas prakarsa Oeng Eng Lan, pada tahun 1951 dibuka Sekolah Menengah Pertama Kristen (SMPK) dengan jam sekolah siang. Tahap pertama SMPK menggunakan gedung sekolah SD Kristen di Jalan  Pamitran Cirebon.

Oleh karena daya tampung SRK (SDK) pagi tidak lagi memadai maka pada bulan Agustus 1954 dibuka SRK (SDK) petang yang kemudian berganti nama menjadi SD Kristen 2 dengan Kepala Sekolahnya Liem Boen Liong. Jabatan Liem Boen Liong sebagai kepala sekolah SDK 1 (pagi) dan SDK 2 (petang) tersebut berlangsung sampai tahun 1960.

Pada tahun 1958, SMPK 1 pindah ke gedung baru di Jalan Ciptomangunkusumo No.24 dan jam sekolahnya juga berubah menjadi pagi dengan kepala sekolah tetap dijabat oleh Ong Eng Lan/Liem Boen Liong. Pada tanggal 1 Agustus 1968 di tempat yang sama dibuka Sekolah Menengah Umum (SMU) Kristen dengan kepala sekolah Ny. Tan Keng Way.

Taman Kanak-Kanak Kristen (TKK) yang dibuka tahun 1960 dengan kepala sekolah Yenny Oey dan bertempat di SDK Jln. Pamitran Cirebon. Pada tahun 1973, TKK menempati gedung Jl. Merdeka no.22 Cirebon dengan kepala Sekolah Linawati D sampai dengan tahun 2005, selanjutnya kepala Sekolah TKK Merdeka dijabat oleh Sugiarti Chandra, SPd.Ud sampai tahun 2017, dan digantikan oleh Ninik S dengan saat ini.

 

Perkembangan SMPK (SMPK 1) yang begitu pesat memaksa untuk dibukanya kelas petang pada tahun 1967, yang selanjutnya pada tanggal 1 Februari 1969 diresmikan menjadi SMPK2 di tempat yang sama dengan Kepala sekolah Suryat Harjowiyono dan Kepala sekolah SMPK 1 adalah Halim Tanuatmaja yang sudah menjabat sebagai kepala sekolah sejak tahun 1965 sampai 1971 menggantikan Liem Boen Liong. Tahun 1972 sampai 1978 SMPK 1 dipimpin oleh Drs. SP.Napitupulu. Tahun 1978 SMU Kristen 1 membuka kelas petang. Tanggal 1 Juli 1979, kelas petang disebut SMU Kristen 2. Untuk sementara kepala sekolahnya dijabat oleh Drs. SP. Napitupulu dan kepala sekolah SMU Kristen pagi (SMUK 1) berganti dari Drs. SP. Napitupulu ke Tjandra Pratista. Prayitno menjadi kepala sekolah SMP Kristen 1 menggantikan Drs. SP. Napitupulu pada tahun 1979. Tahun 1981 Kepala sekolah SMUK 2 dijabat oleh Suryat Harjowiyono dan Drs. I Gde Ramia Triguna menggantikan Suryat Harjowiyono sebagai kepala sekolah SMPK 2.

Setelah dipimpin oleh Prayitno, selanjutnya SMPK1 dipimpin oleh berturut-turut adalah Drs. Rudy Budyanto, Soegijanto, BA, Y. Paiman SPd dan Juni Kristyadi SPd dan Puspa Dewi sampai dengan saat ini. Sementara untuk SMPK 2, setelah Drs. Gde Ramia Triguna menjabat sebagai kepala SMK Pemuda, maka SMPK2 dijabat berturut turut oleh Pudjadi Susanto, SmTh, dan Drs Widi Sumirmo.

Sekolah Rakyat Kristen di Jamblang yang semula dikelola oleh Perhimpunan Dana Setia Bhakti dihibahkan kepada Badan Pendidikan Kristen Jawa Barat, dalam hal ini KPS Cirebon pada tahun 1962 dengan kepala sekolah Elsie. Pada tahun 1974 dibentuk KPS Jamblang yang terpisah dari KPS Cirebon namun perkembangannya tersendat dan mengalami defisit akhirnya pada tanggal 20 Desember 1979, KPS Jamblang kembali menyerahkan SDK dan TKK Jamblang ke KPS Cirebon dengan kepala sekolah SDK Jamblang adalah Yohanna Yoenoes dan kepala sekolah TKK Jamblang adalah Sarah Yoenoes. Setelah memalui perjalanan dan pejuangan yang panjang SDK Jamblang dan TK jamblang masih berdiri sampai saat ini dengan dukungan pihak gerja dan masyarakat Jamblang. Kepala SDK Jamblang saat ini dijabat oleh Sri Sumarsih digantikan oleh Fitri Andriyani dan Kepala TKK Jamblang dijabat oleh Ibu Yunike Setyowati dan digantikan oleh Sugiarti Chandra sampai saat ini.

Tahun 1984 dimulai pembangunan gedung sekolah Sekolah Teknik Menengah (STM) Kristen di Jln.Pemuda yang kemudian diberi nama STM Pemuda. Sejak sekolah tersebut dibuka pada tanggal 1 Juni 1985 atas Surat Ijin Pendirian Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat No.375/102. KEP /E.86 tertanggal 13 Februari 1986. Bernomor data sekolah (NDS) : B24044301 tanggal 1 Juni 1987. Nomor statistik : 32406302006. Jenjang Akreditasi berstatus “DIAKUI” diperoleh pada tanggal 24 Januari 1990. Pada tahun ajaran 1985/1986 dibuka 2 kelas jurusan mesin dengan menerima dengan murid sebanyak 70 orang. Kepala Sekolahnya Drs. I Gede Ramia Triguna sedang jabatan Kepala sekolah SMPK 2 dijabat oleh Pujadi Susanto, SM.Th. Setelah Drs. Gde Ramia Triguna pensiun, maka Kepala SMK Pemuda dijabat oleh Drs. Ratmono.

Menyikapi perkembangan trend siswa masuk SMK Pemuda yang mengalami penurunan, maka pada tahun 2003 SMK Pemuda ditutup dan sebagai penggantinya adalah dibangun TKK Plus BPK PENABUR yang 2tahun kemudian disusul jug SDK Plus BPK PENABUR. Dengan menggunakan lokasi di bekas SMK Pemuda, TKK Plus dan SDK Plus pada permulaan kepala sekolah dijabat oleh Sri Sulistyowati. Selanjutnya TKK Plus dan SDK Plus dipimpin oleh Juliana SPd selama 2 tahun dan kemudian  kepala SDK Plus dijabat oleh Hermin Prasetyaningtyas Dyah Susanti, SPd, Tobing S dan Yosia sampai saat ini, sementara TKK Plus dipimpin oleh Anita Yuliana, SPd, Intan Wahyuni dan Paulus Hartono.

Secara singkat perjalanan SMAK 1 BPK Penabur Cirebon

  1. Berdiri pada tanggal 1 Agustus 1958
  2. Pengukuhan : SK Menteri P&K RI no.673/SMA tanggal 20 Oktober 1958
  3. Jumlah murid pertama 28 orang (IPA 15 orang dan IPS 13 orang)
  4. Kepala sekolah yang pernah memimpin SMAK 1 :
  5. Ny. Tan Keng Way (1958-1965)
  6. J. Tjandrapratista (1965-1979)
  7. Drs. Napitupulu (1979 -2002)
  8. Drs. Prasetyo Utomo ( 2002 – 2005)
  9. Ubrodiyanto, S.Pd (2005 – 2017)
  10. Gunawan (2017 – sekarang)
    1. Status “BERSUBSIDI” : SK Menteri P&K RI No. 4495/D/75 tertanggal 1 Januari 1975
    2. Saat diadakan akreditasi yang pertama SMUK 1 berstatus “DISAMAKAN” dengan SK Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah no.007/C/KEP/I.85 tertanggal 17 Januari 1975
    3. Akreditasi dilakukan kembali pada tahun 1995 dengan status tetap “DISAMAKAN” berdasarkan SK Dirjen P&K Dasar dan Menengah No.37/C/KEP/1996 tanggal 26 Maret 1996. Selanjutnya pada tahun 2003 juga dilakukan akreditasi kembali dengan hasil Predikat ‘A’ berdasarkan keputusan BAS No. 0148/BAS/JB/2003 tertanggal 11 Nopember 2003. Tahun 2007 kembali dilakukan akreditasi pada tanggal 7 s/d 8 Nopember 2007 dengan hasil nilai 96.23 (A).
    4. Akreditasi terakhir pad tanggal 11 November 2017 dengan nilai 98 (A).
    5. Saat ini kelas X, XI dan XII terdiri atas masing-masing 6 kelas, sehingga semuanya ada 18 kelas dengan jumlah sekitar 500 peserta didik.
    6. Keadaan Guru dan Karyawan :

Guru tetap               : 30 orang

Guru tidak tetap       :   5 orang

karyawan                :   8 orang